Minggu, 14 Juni 2009

Allah Bersukacita

Mazmur 104:31

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan yang sementara ini, orang percaya mengalami banyak sekali hambatan dalam menikmati sukacita dari Allah. Orang percaya banyak kali menderita atau mengalami pergumulan yang berat tetapi karena dia berada dalam kehidupan yang sementara maka itu berarti pergumulan dan penderitaan pun adalah sementara. Sedangkan sukacita bukanlah hal yang sementara karena sukacita adalah anugerah Allah yang kekal.

Sukacita telah ada bersama Allah dalam kekekalan dan ditunjukkan-Nya pada saat Dia menciptakan alam semesta. Perhatikanlah apa yang terjadi ketika Allah selesai menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Kata yang ada dalam Alkitab adalah, Allah melihat bahwa semuanya baik. Bukankah itu suatu sukacita?

Dalam kehidupan sementara ini Allah tahu bahwa orang percaya banyak kali terhambat dalam menikmati dan membagikan sukacitanya, maka Allah pun memerintahkan orang percaya agar tetap bersukacita dalam segala hal. Perintah ini tidak berarti bahwa sukacita harus dicari atau dibuat tetapi adalah tanda bahwa orang percaya memilikinya sehingga tidak layak jika tidak dinikmati. Orang percaya yang bersukacita adalah orang yang menikmati kehidupan dari Allah.

Apapun yang terjadi dalam kehidupan orang percaya selama di dunia ini tidak dapat membatalkan bahkan tidak dapat menunda saat dimana dia harus beralih menikmati kehidupan yang sesungguhnya. Allah bersukacita untuk semua yang ada bersama-Nya karena sukacita-Nya adalah kemuliaan-Nya. (SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar