Kamis, 04 Juni 2009

Membenci Kejahatan

Matius 5:39

Bolehkah orang kristen melawan orang yang berbuat jahat kepadanya? Kalau ada yang berbuat jahat pada kita, atau berlaku tidak adil, bagaimana sikap dan perlakuan kita? Mengapa Tuhan Yesus mengajarkan tidak boleh membalas orang yang berbuat jahat pada kita? Mengapa kalau pipi kanan kita ditampar harus berikan juga pipi kiri?

Untuk mengerti hal ini, kita harus mengerti bahwa ajaran Kristus tidaklah sama dengan "Pasifisme" (faham yang melarang segala bentuk kekerasan dalam segala situasi) yang mempengaruhi Mahatma Gandhi dengan ajaran "Ahimsa" dalam perjuangannya. Prinsip Gandhi adalah "Satyagraha" (tenaga kebenaran) yaitu usaha memenangkan hati lawannya dengan teladan penderitaan yang diderita dengan sukarela. Negara dibayangkan Gandhi ialah Penjara-penjara diubah menjadi sekolah, dakwa mendakwa diganti dengan perundingan damai.

Pandangan Pasifisme tidaklah Alkitabiah! Makna sesungguhnya dari panggilan untuk tidak melawan yang dimaksud Alkitab bukan tawaran untuk berkompromi dengan dosa atau iblis. Kata To Ponero (yang jahat) dalam bahasa Yunani yang digunakan dalam Matius ini adalah maskulin, dan bukan netral. Artinya orang kristen bukan dilarang untuk melawan kejahatan pada umumnya, tetapi dilarang untuk melawan orang yang jahat/berbuat jahat.

Jadi kejahatan harus kita benci, tumpas dan hancurkan tetapi orang yang melakukannya tetap kita harus kasihi. Jadi prinsip utamanya adalah kasih sebagai ganti membenci, orang yang mengasihi akan membalas kejahatan dengan kebaikan. (AW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar