Minggu, 21 Februari 2010

Allah menjawab doa

Sudah menjadi sesuatu yang lumrah jika seorang anak meminta sesuatu kepada orangtuanya atau kepada sanak-saudaranya yang lain. Permintaan ini terjadi karena dia merasa bahwa orangtuanya memiliki apa yang dibutuhkannya dan sanggup menyediakannya. Apalagi dia memiliki jaminan bahwa orangtuanya ada bersamanya atau beserta dengan dia. Dia tidak meragukan orangtuanya karena orangtuanya telah menunjukkan kasih dan penyertaan kepadanya.

Gambaran tentang anak yang mengajukan permintaan kepada orangtuanya adalah salah satu gambaran tentang hubungan Orang Percaya (OP) dengan Allah. Pada saat kita sebagai OP sadar Allah beserta kita maka kita tahu kepada siapa kita meminta atau memohon. Kita juga tahu akan reaksi Allah atas permohonan kita. Jika (tidak mungkin) kita belum memiliki pengalaman dengan jawaban2 doa maka pasti kita pernah tahu di sekitar kita ada orang yang telah mengalami jawaban doa mereka. Pengalaman2 ini menuntun OP pada pemahaman bahwa ada Allah yang menjawab doa2nya.

Satu kebenaran yang tidak boleh dilupakan oleh setiap OP adalah bahwa Allah menyertai OP dan memastikan bahwa Dia tahu segala kebutuhan dan pergumulan OP. Bahkan dalam penyertaan ini banyak kali Dia menggunakan kesempatan ini untuk membuat OP membutuhkan Dia dan begantung kepadaNya. Ada saat Dia tidak menghindarkan OP dari suatu persoalan dan seolah-olah membiarkan OP bergumul karena Dia mau OP tahu bahwa Dia berkuasa mengatur hidupnya. Dia menyertai OP maka tidak mungkin Dia membiarkan OP.

Tidak mungkin Allah bersikap se-olah2 tidak peduli atau mengabaikan apa yang ada di hadapanNya. Allah tidak memiliki sifat mengabaikan atau pura2. Kasih dan kuasaNya tidak dapat membiarkan OP bergumul, karena jika Dia membiarkannya maka berarti Di menentang sifatNya sendiri. Allah selalu bekerja menurut sifatNya dan Dia selalu melakukannya dengan keseimbangan yang tiada tara.

Dalam hubungan dengan jawaban atas permohonan doa, Allah menempati posisi sebagai pengambil keputusan. Dia yang menentukan mana yang harus dijawab 'ya' atau 'tidak' atau juga 'tunggu' atau mungkin Dia merasa bahwa apa yang sedang dialami manusia (OP) sudah cukup dan tepat dengan apa yang harus dialaminya.

Jawaban Allah atas doa2 OP tidak didasarkan pada keadaan OP; Dia tahu apa yang akan terjadi dalam diri OP pada masa yang lebih jauh ke depan. OP hanya dapat merasakan sesuatu pada saat yang pendek sehingga pikiran2 yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinyapun hanya untuk masa yang pendek. Allah mengetahui jauh ke depan sehingga Dia bebas menjawab sesuai dengan kehendakNya dan pengetahuanNya.
Jawaban Allah atas doa OP tidak didasarkan pada kemampuan Dia menyediakan jawaban atas permohonan OP. Jika diandaikan memiliki gudang, maka Allah memiliki gudang yang sangat besar sehingga semua jawaban atas permohonan telah Dia sediakan jauh sebelum OP atau semua manusia memintanya. Allah tidak akan kehabisan kekuatan untuk membuka pintu gudang dan mengeluarkan jawaban atas permohonan2 OP.

Dia memiliki segalanya sehingga tidak ada yang dapat memohon dengan begitu banyaknya sehingga Allah harus sibuk memenuhi semua permohonan itu, bahkan tidak ada manusia yang mampu memohon atau meminta sebanyak yang disediakan Allah sekalipun manusia mau atau dapat memikirkan sebesar yang dia mampu. Jika hal itupun terjadi, apa yang ada pada Allah masih terlalu besar untuk semua permintaan tersebut. Manusia dapat meminta apa saja bahkan untuk al yang tidak perlu baginya, semuanya ada di dalam Allah dan kekayaan Allah tidak pernah tertandingi oleh siapa pun.

Karena Allah menyertai OP maka seharusnya OP melihat kekayaan Allah sehingga dengan demikian dia percaya bahwa Allah akan menjawab permohonannya. Dia harus yakin bahwa dia tidak pernah salah mempercayai Allah yang memiliki segalanya. Apa yang Allah milik bukanlah khusus dinikmati oleh Allah sendiri. Allah memilikinya dan menyediakan bagi kemuliaanNya serta memberi- kan kesempatan bagi OP menikmatinya juga. Mengapa hal tersebut terjadi? Jawabannya sederhana, yaitu jika Allah menyertai OP maka bukanlah apa yang ada pada OP ada juga di hadapan Allah dan dapat juga dinikmatiNya
Selengkapnya...

Senin, 01 Februari 2010

Renungan Jumat 01 Jan 2010


Kejadian 42:9-24

Yusuf teringat akan pernyataan Allah bahwa saudara2nya akan sujud di hadapannya; tetapi dengan cerdik Yusuf ingin mengetahui tentang semua keluarganya di Kanaan. Saat itu dia melihat begitu kokohnya kesetiaan di antara saudara2nya dan hal itu menjatuhkan airmatanya. Dia teringat kekejaman saudara2nya tetapi dia juga sadar bahwa pernyataan Allah telah tergenapi.

Renungan:
Jika kita ingat kesalahan orang lain, apakah kita juga mengingat bahwa apa yang kita alami sekarang adalah karena arahan Tuhan?
Selengkapnya...