Minggu, 01 Maret 2009

Orang Percaya yang Beribadah

25 Nov 2007 ...

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu terjebak dalam tindakan melawan Tuhan. Tindakan ini tidak lahir karena dia berniat melakukannya tetapi karena dia tidak memiliki hubungan dengan Tuhan (berdosa). Dan sikap melawan manusia tersebut selalu tampak jelas dalam sikapnya dalam beribadah. Manusia menganggap beribadah kepada Tuhan adalah hal yang tidak penting sehingga mengabaikannya atau jika dia melaksanakannya maka biasanya pelaksanaan ibadah hanya merupakan suatu rutinitas semata tanpa mempedulikan makna sesungguhnya dari ibadah tersebut.

Dalam melaksanakan ibadah, manusia mau melakukannya dengan bebas menurut pandangannya sendiri, sehingga mengakibatkannya melakukan sesuatu yang bukan kehendak Tuhan. Dan akibat dari hal ini sangat fatal, karena manusia bukan hanya salah melakukan sesuatu yang seharusnya baik tetapi manusia telah memasuki wilayah yang tidak dikenan Tuhan. Manusia tidak lagi melihat Tuhan sebagai Tuhan, tetapi Tuhan telah dianggap sebagai sesuatu yang dapat diperlakukan setara dengan manusia.

Mengapa ini terjadi? Jawabannya adalah karena manusia tidak mengenal siapa Tuhan dan kalaupun dia mengenal siapa Tuhan itu, dia tidak percaya pada kekuasaan dan kedaulatan Tuhan atas dirinya, sehingga dia tidak mau menaati Tuhan. Tetapi jika manusia mengenal dan percaya kepada Tuhan, maka hal pertama yang harus ada dalam hidup manusia adalah bahwa dia harus mematuhi Tuhan. Sikap patuh ini muncul karena dia percaya akan kebesaran Tuhan dan kekuasaan-Nya dalam mengatur apapun yang Tuhan kuasai.

Percaya kepada Tuhan adalah kehendak Tuhan bagi manusia, karena dengan percaya kepada Tuhan itu berarti manusia mempersilahkan Tuhan bekerja dalam dirinya termasuk, membuatnya menjadi bagian dalam kekekalan yang disediakan Tuhan. Dan karena itu maka manusia memiliki hubungan dengan Tuhan. Hubungan tersebut adalah hubungan yang mengharuskan manusia mematuhi aturan Tuhan dalam cara dan sikap manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan dengan sesama manusia.

Terjalinnya hubungan manusia dengan Tuhan akan membuatnya bebas menyampaikan hormat dan takjubnya kepada Tuhan yang Mahakuasa dalam kehidupannya sehari-hari yang tampak dalam sikap ibadahnya kepada Tuhan.

Kata ibadah dalam Alkitab dinyatakan sebagai hubungan orang percaya dengan Tuhan dan dengan sesama. Hubungan dengan Tuhan adalah hubungan dalam penyembahan atau berbakti, sedangkan dengan sesama adalah hubungan dalam sikap hidup. Penyembahan adalah sikap yang menyatakan bahwa Tuhanlah satu-satunya penguasa yang layak dilayani, sedangkan sikap hidup adalah ungkapan hati orang percaya yang menyembah Tuhan yang dilihat dan dinikmati oleh sesamanya.

Sikap hati ini adalah sikap yang seharusnya ditujukan kepada Tuhan tetapi berdampak pada sesama. Dan sikap ini hanya dapat terjadi jika semuanya itu muncul dari hati yang mengasihi Tuhan dan atau disalurkan pada mengasihi sesama. Inilah yang disebutkan dengan iman yang melahirkan perbuatan yaitu saat dimana Tuhan melihat iman dan melihat manusia menerapkan imannya dalam kehidupan.

Karena ibadah adalah hubungan manusia dengan Tuhan maka ibadah juga adalah kekaguman dan syukur atas kebesaran Tuhan dan kepatuhan pada kehendak-Nya. Manusia yang kagum pada Tuhan adalah manusia yang bersyukur untuk segala kemuliaan-Nya sehingga akan patuh pada aturan-aturan Tuhan dalam berhubungan dengan-Nya. Dengan demikian kepatuhan kepada Tuhan adalah suatu yang penting dalam hidup manusia terutama orang percaya karena bersifat mutlak.

Kesadaran akan hal ini menimbulkan sukacita karena, bukankah tidak sia-sia beribadah kepada Tuhan, karena dengan demikian dia sedang menunjukkan bahwa dia memiliki hubungan yang dekat dengan pemilik dunia dan segenap alam raya? Dia dengan rela mempersembhakan tubuhnya kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan sebagai tanda ibadahnya (Roma 12:1).

Sementara itu dalam hubungan dengan orang lain dia mampu mengekang lidah dari kata-kata yang merusak dan mengunjungi yatim-piatu dan janda-janda untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah dalam kehidupan mereka (Yakobus 1:26-27)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar