Senin, 02 Maret 2009

Orang Percaya yang Memberitakan Injil

16 Desember 2007 ...

Injil adalah kabar baik tentang kasih Tuhan bagi manusia yang berdosa. Kabar tentang manusia yang seharusnya dihukum dalam hukuman kekal di neraka tetapi karena anugerah Tuhan, manusia diselamatkan.

Karena Injil adalah kabar baik maka sudah seharusnya Injil didengar oleh setiap orang. Sementara itu bagi yang telah menerima berita Injil dan beriman pada berita tersebut sudah seharusnya secara otomatis akan membagikan apa yang telah dialaminya sebagai suatu ungkapan sukacita dan penghormatan kepada Tuhan yang telah bermurah hati menyelamatkannya.

Bagi Tuhan pemberitaan Injil tidak hanya harus terjadi karena orang percaya tergerak melakukannya tetapi semua harus terjadi atas kehendak Tuhan. Tuhan adalah Tuhan yang tidak pernah menjadi pelengkap atas sesuatu. Tuhan adalah pencipta maka Dialah yang berinisiatif untuk kemuliaan-Nya. Dia yang menciptakan dunia dan segala isinya, Dia pula yang berinisiatif mencari manusia ketika manusia mencoba melarikan diri dari hadapan-Nya ketika manusia (Adam dan Hawa) melawan larangan-Nya. Demikian juga ketika Dia berinisiatif menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal menjadi penebus dosa manusia durhaka.

Itulah sebabnya karena Injil adalah milik Tuhan maka semua yang berhubungan dengan Injil adalah harus atas kehendak-Nya. Tuhan yang memberikan perintah kepada orang percaya untuk memberitakan Injil (Matius 28:18-19; II Timotius 4:2). Perintah Tuhan ini adalah wibawa-Nya yaitu satu pernyataan bahwa Dia berkuasa atas semua hal yang berhubungan dengan karya-Nya. Inilah yang dimaksudkan Alkitab ketika rasul Paulus berkata bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16).

Injil sebagai kabar baik adalah kabar tentang kuasa Allah. Dan pemberitaan Injilpun adalah pernyataan kuasa Allah dalam diri pemberita dan beritanya. Artinya setiap orang yang melaksanakan tugas pemberitaan Injil ada dalam kuasa Tuhan. Tuhan yang menentukan siapa yang harus menjadi pembawa berita dari-Nya dan pembawa berita tersebut adalah manusia yang telah mengalami apa yang akan dia beritakan.

Tuhan dapat saja memerintahkan malaikat sebagai pembawa berita dan itu mungkin jauh lebih efektif daripada manusia, tetapi Tuhan tidak melaksanakannya karena malaikat tidak merasakan anugerah pengampunan dari-Nya. Malaikat juga tidak harus bertanggungjawab terhadap kejatuhan manusia. Manusialah yang harus bertanggungjawab atas kejatuhannya dan hanya manusia yang merasakan anugerah keselamatan dari Tuhan yang mengembalikan stausnya dari kejatuhan atau keterpisahan dengan Tuhan kepada kehidupan dalam Tuhan. Dari dosa kepada kesucian, dari kehinaan kepada kemuliaan dan dari mati kepada hidup kekal.

Manusia yang telah menerima pengampunan dari Tuhan disebut sebagai orang percaya adalah orang yang telah memiliki hubungan dengan Tuhan untuk berkomunikasi. Berkomunikasi dengan Tuhan artinya dia dapat mendengar Firman Tuhan yang memerintahkan manusia untuk memberitakan Injil. Karena komunikasi ini juga telah membuka kesempatan kepada orang percaya untuk mengkomunikasikan apa yang dari Tuhan kepada manusia lainnya.

Memiliki komunikasi dengan Tuhan berarti memiliki hak untuk mendengar Firman Tuhan dan melaksanakannya. Juga berarti memiliki hak untuk menjadi pembawa berita dari Tuhan dan menikmati kuasa Tuhan. Tidak mengherankan jika orang percaya pada saat menerima langsung perintah dari Tuhan dengan sukacita menjadi orang-orang yang memberitakan Injil dengan kasih yang menggebu-gebu kepada orang berdosa. Mereka melaksanakan amanat atau perintah Tuhan dengan perasaan bangga karena mereka telah merasakan kuasa Tuhan dalam hidup mereka. Mereka juga meneruskan berita tersebut kepada orang percaya lainnya dalam tulisan yang mereka nyatakan dalam Alkitab.

Dalam pemberitaan Injil, Tuhan bukan hanya menjadi pemberi perintah tetapi Dia yang adalah sumber anugerah juga menganugerahkan penghargaan atau pahala kepada orang percaya yang dengan tulus dan penuh kasih melaksanakan perintah-Nya. Tuhan menjamin kehidupan orang percaya dalam kuasa-Nya yang luar biasa. Dia tidak pernah meninggalkan orang percaya dalam tugas pemberitaan Injil-Nya. Tidak heran jika kepada Timotius yang adalah anak imannya Paulus menyatakan "Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pernyataan-Nya dan kerajaann-Nya. Beritakanlah Firman siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (II Timotius 4:1,2).

Maka sebagai orang percaya apakah kita termasuk orang yang memberitakan Injil? Apakah kita merasa sebagai orang-orang yang dipercayakan tugas mulia dari Allah yang mahakuasa yang selalu berinisiatif dalam bertindak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar