Rabu, 04 Maret 2009

Di Kaki Tuhan Airmata Menetes

Saya selalu berusaha agar airmata tidak membasahi pipi saya setiap kali saya mengalami pergumulan hidup yang berat. Saya ingin tetap berdiri menantang masalah, karena saya tahu Tuhan Yesus selalu bersama saya. Tetapi pada saat bergumul dengan persoalan anak-anak saya, saya tak kuat menahan airmata saya. Saya tidak kuat berdiri tanpa airmata, meskipun saya tidak melupakan bahwa Tuhan Yesus ada bersama saya. Bahkan pada saat menyadari bahwa Tuhan Yesus bersama saya, saat itulah yang membuat saya meneteskan airmata saya. Saya tahu Dia sangat memperhatikan saya dan membelai saya dengan kuasa-Nya yang ajaib. Tetapi jika bukan kepada Tuhan Yesus saya meneteskan airmata saya, lalu harus di mana dan kepada siapa lagi?

Pada saat saya mendengar kabar anak yang jauh dari saya sakit, saya ingin segera berada di dekatnya agar dapat berbagi sakit dan sukacita. Tetapi setelah saya bersamanya, saya sadar bahwa saya tidak dapat berbuat apa-apa.

Begitu juga ketika melihat cucu-cucu saya bertarung melawan persoalan agar mereka dapat datang ke gereja setiap hari Minggu untuk bersekutu dengan saudara-saudara seiman yang lain, hati saya terobek-robek. Rasanya ingin bertanya kepada Tuhan, "Bukankah Tuhan melihat semangat cucu-cucu saya mengasihi Tuhan dan persekutuan yang Tuhan ciptakan bagi mereka? Tidak dapatkah jalan mereka dilapangkan agar mereka bertumbuh sebagai anak-anak yang mengasihi Tuhan?"

Pada saat seperti ini saya sadar bahwa saya bukan apa-apa. Saya yang melahirkan anak-anak saya, tetapi Tuhanlah yang memberikan mereka kehidupan. Saya yang menyusui mereka tetapi Tuhanlah yang menyediakan masa depan bagi mereka.

Seharusnya saya tidak datang pada Tuhan dengan pertanyaan, tetapi semakin saya menutupi pertanyaan saya, semakin deras airmata saya dan semakin saya pasrah kepada Yesus, Tuhan saya. Dan semakin saya pasrah, semakin damai hati saya.

Saya tidak menyesal meneteskan airmata di kaki Tuhan, karena kepada-Nya saya serahkan seluruh hidup anak-cucu saya. Saya merasa bahwa masalah pasti akan berakhir. Saya juga merasa semua yang indah untuk saya sudah ada di tangan Tuhan. (Oma C)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar