Rabu, 04 Maret 2009

Orang Percaya yang Menyembah

13 Januari 2008 ...

Ketika Tuhan Yesus berhadapan dengan Iblis pada masa pencobaan-Nya, Dia membentak Iblis dengan peringatan bahwa tidak ada satu makhluk dalam dunia ini yang terbebas dari kewajiban beribadah kepada Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa hanya kepada Tuhan saja seluruh makhluk harus menyembah dan berbakti (Matius 4:10). Kata menyembah dari kata 'proskuneo' yang berarti (dengan) bersujud sebagai tanda takluk dan siap melakukan kehendak Tuhan. Sementara kata berbakti dari kata 'latreuo' yang juga berarti menyembah atau beribadah yaitu mengagungkan Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup manusia. Ini artinya bahwa masalah menyembah atau berbakti bukanlah hal yang main-main atau dapat dipermainkan.

Ketika manusia menyadari adanya Tuhan sebagai Pencipta dan Pemilik segala sesuatu maka pada saat itu dia harus sujud sebagai tanda hormat kepada Penciptanya. Seharusnya hal ini muncul secara spontan sebagai bukti dari rasa hormat dan takjub dalam sikap yang mau melakukan sesuatu dengan sukarela bagi sang Pencipta yang tidak hanya mencipta tetapi juga memenuhi kebutuhan ciptaan-Nya. Tetapi manusia tidak selalu menyadari hal tersebut. Manusia mengabaikannya dan semakin jauh dari kehendak Tuhan maka Tuhan membuatnya menjadi suatu keharusan bukan karena semata Dia ingin disembah, tetapi karena itu adalah sesuatu yang sudah seharusnya terjadi. Dan keharusan dari Tuhan adalah keharusan yang tidak dapat ditolak termasuk oleh mereka yang mengaku tidak percaya akan adanya Tuhan.

Manusia yang tidak mempercayai adanya Tuhan pun bukanlah mereka yang berhasil meniadakan Tuhan, atau menjadikan Tuhan tidak ada. Ketidakpercayaan manusia tidak membuat manusia bebas dari aturan Tuhan. Karena di dalam diri manusia atau siapapun terdapat tanda bahwa dia adalah ciptaan. Tanda itu adalah tanda takluk pada Tuhan sebagai pencipta segala sesuatu.

Ketika Tuhan Yesus menegur iblis bahwa dia harus menyembah Tuhan, iblis tidak mempunyai argumentasi untuk menyanggah-Nya. Iblis sangat tahu Tuhan lebih tinggi darinya dan dia harus takluk sekalipun dia menipu manusia seakan dia dapat melawan Tuhan. Padahal sebenarnya dia tidak mempunyai kemampuan untuk melawan keharusan tersebut.

Sementara itu di dalam kehidupan manusiapun, manusia selalu menyembah atau takluk pada sesuatu yang dianggap melebihi dirinya. Hanya saja definisi penyembahannya dibuat sebagitu rupa sehingga tampak seolah-olah dia tidak menyembah sesuatu. Ketika dia menyatakan bahwa dia tidak menyembah Tuhan atau tidak menuruti apa yang Tuhan kehendaki, fakta dalam hidupnya menyatakan bahwa dia menuruti orang lain yang lebih tahu atau yang lebih kuat darinya, termasuk menuruti keinginan dirinya sendiri.

Dalam kehidupan orang yang mengaku percaya akan adanya Tuhan definisi penyembahan juga banyak kali adalah kebalikan daripada definisi orang yang tidak percaya seperti yang dinyatakan tadi. Bagi orang yang mengaku percaya, banyak kali dia merasa bahwa dia sedang menyembah Tuhan padahal sebenarnya dia tidak melakukan hal tersebut. Karena yang dilakukannya bukanlah tanda takluk dalam hormat tetapi hanya formalitas semata demi menunjukkan bahwa dia sedang melakukan sesuatu yang dianggap mulia.

Seperti apa yang terjadi dalam diri orang Farisi yang ditegur Tuhan Yesus ketika mereka merasa bahwa mereka adalah penyembah-penyembah Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa yang dikehendaki Tuhan adalah belas kasihan dan bukan persembahan (Matius 12:7). Mereka lebih mementingkan aturan yang kelihatan daripada arti sesungguhnya daripada peraturan tersebut. Mereka merasa sedang menjalankan aturan Tuhan dalam penyembahan, padahal sebenarnya mereka sedang melakukan hal yang bukan kehendak Tuhan.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Pengkhotbah 4:17, "Jagalah langkahmu kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar lebih baik daripada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu bahwa mereka berbuat jahat." Maka Paulus dengan tegas memperingatkan bahwa ada orang yang secara lahiriah mereka menjalankan ibadah tetapi sebenarnya sedang memungkiri kekuatan ibadah tersbut (II Timotius 3:5).

Menyembah Tuhan adalah suatu harga mati bagi semua ciptaan Tuhan tanpa terkecuali. Dan bagi manusia yang kepadanya Tuhan nyatakan kehendak-Nya, kegagalan dalam melaksanakan hal ini akan berakibat fatal bukan hanya pada masa hidup di dunia ini tetapi juga pada hidup sesudahnya. Sementara itu bagi manusia yang tidak hanya percaya akan adanya Tuhan tetapi percaya pada karya Tuhan dalam hidupnya menyembah Tuhan adalah sesuatu hal yang akan memberinya sukacita dengan demikian dia menyadari bahwa Tuhan adalah sumber hidup yang selalu peduli padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar