Minggu, 10 Mei 2009

Memberinya Kesempatan 30 Menit

Karena sakit, saya tidak dapat mengikuti ujian salah satu mata kuliah dan akibatnya saya harus bertemu dengan dosen yang mengajarkan mata kuliah tersebut. Sayangnya dosen tersebut tidak begitu kenal dengan saya, maka saya benar-benar dibuat sport jantung. Saya tidak dilayani di kantornya tetapi disuruh menemuinya di rumahnya untuk melaksanakan ujian tersebut.

Karena saya tahu dosen saya tersebut tidak seagama dengan saya maka pada saat tiba di depan rumahnya dengan canggung saya memberi salam menurut kebiasaan mereka. Dia menyambut saya dengan ramah. Sesaat rasa canggung saya lenyap. Ternyata dia seorang yang ramah dan akrab tidak seperti yang saya temui di kampus.

Saya tidak langsung disodori tugas untuk ujian saya tetapi dia mengajak saya ngobrol dengan akrab. Mungkin karena nama saya tidak berbau kristen maka arah pembicaraannya langsung ke kelemahan dan kebobrokan orang-orang kristen yang diketahuinya. Dia bicara begitu berapi-api dan memuntahkan semua kegeramannya terhadap orang kristen.

Saya benar-benar pusing dibuatnya. Saya heran, mengapa dia sebagai seorang dosen, tidak dapat melihat setiap peristiwa dengan objektif. Selain itu saya berada dalam posisi yang sulit karena saat ini saya datang untuk ujian. Telinga saya hampir tidak mampu lagi menerima semua yang dia katakan.

Saya benar-benar bergumul selama kurang lebih tiga puluh menit membiarkan dia berbicara tentang saudara-saudara seiman saya bahkan sebenarnya tentang saya sendiri. Saya tidak dapat mengiyakan semua yang dia katakan, maka sayapun menyatakan pengakuan saya.

“Pak, saya adalah orang kristen dan saya tidak memungkiri sebagian apa yang Bapak katakan.” Mendengar pengakuan saya, dia tersentak dan gelagapan.

Spontan pembicaraan yang tadinya menjelekkan orang kristen langsung berubah. “Tapi memang orang kristen itu baik. Moral mereka sangat tinggi. Saya punya teman-teman yang baik …”

Saya diam saja karena saya berpikir ujia saya pasti batal. Tetapi ternyata tidak. Saya lulus dengan baik. Saya hanya menyesal mengapa membiarkan dia berbicara selama tiga puluh menit untuk menjelekkan orang kristen. (Mufty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar