Minggu, 10 Mei 2009

ORANG PERCAYA YANG HIDUP KUDUS

20 Juli 2008 …

Pada saat orang berdosa menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya maka pada saat itu dia menjadi milik Tuhan. Dia berpindah dari mati kepada hidup. Dia menjadi manusia baru yang memiliki hidup kekal. Dia sudah dipindahkan dari kehidupan dalam dosa kepada kekudusan sehingga dia pasti akan menikmati kehidupan yang mulia di sorga yang kudus.

Alkitab mencatat bahwa orang percaya adalah orang-orang kudus. Maka seharusnyalah orang percaya menunjukkan sikap dan tingkah lakunya sebagai orang-orang kudus. Ini bukan sebuah tuntutan tetapi adalah sebuah fakta. Tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak hidup kudus karena ia telah memiliki status sebagai orang kudus. Tetapi yang menjadi masalah dalam kehidupan orang percaya dalam hubungan dengan kekudusan adalah bahwa dia masih hidup dalam natur dosa. Memang dia telah memiliki status kudus tetapi alam kehidupannya masih di lingkungan yang dikuasai oleh dosa. Artinya selain status, segi hidupnya yang lain masih memiliki natur dosa.

Ini adalah masalah dalam kehidupan orang percaya. Dia telah memiliki status sebagai orang kudus tetapi secara praktis atau dalam hidup kesehariannya dia masih berjuang untuk tidak melakukan dosa. Seharusnya memang dia tidak perlu berjuang karena pada saat dia menerima status sebagai orang kudus status itu diperolehnya karena anugerah Tuhan semata bukan akibat dari perjuangannya. Mengapa sekarang dia harus berjuang untuk hidup kudus? Mengapa Tuhan tidak menganugerahkannya sekaligus?

Manusia, termasuk orang percaya mengira Tuhan memberikan anugerah hanya terbatas pada perubahan status dari orang berdosa menjadi orang kudus di mata Allah. Maka rasanya wajar jika orang percaya mengajukan pertanyaan dan sudah sepantasnya mendapat jawaban yang wajar. Dan jawaban yang harus didapatkan orang percaya adalah dari Tuhan yang telah menganugerahkan status kudus tersebut. Manusia termasuk orang percaya memang tidak memahami bahwa sebenarnya sebelum pertanyaan tersebut diajukan, Tuhan telah terlebih dahulu menyatakan apa yang harus dipahami manusia.

Orang percaya yang mengajukan pertanyaan di atas adalah orang percaya yang tidak memahami bahwa anugerah Tuhan itu tidak terbatas. Tuhan adalah Tuhan yang Mahabesar dan berlimpah dengan anugerah. Bukankah orang percaya memiliki Tuhan yang lebih besar dari dosa? Apakah Tuhan yang demikian tidak mampu memberikan anugerah kepada orang kudus untuk hidup kudus di tengah natur dosanya? Siapa yang dapat mengukur apalagi membatasi anugerah Tuhan?

Orang percaya harus menyadari dan memahami bahwa kepadanya Tuhan juga menganugerahkan kemampuan untuk hidup kudus. Karena pada saat dia masih status berdosa, dia tidak memiliki kemampuan untuk hidup menyenangkan Tuhan sehingga apapun yang dilakukannya tidak pernah dikenan Tuhan. Tetapi ketika dia diselamatkan atau dikuduskan, dia dianugerahkan kemampuan untuk hidup kudus dan Tuhan berkenan atasnya. Maka yang dihadapi dan harus dijalani orang percaya setelah memperoleh status sebagai orang yang telah dikuduskan adalah dia harus hidup mentaati Tuhan yang telah menguduskannya. Orang percaya telah dianugerahkan kemampuan untuk hidup kudus dan dengan kemampuan itu Tuhan menuntut orang percaya untuk hidup dalam ketaatan.

Orang percaya tidak harus menjaga statusnya karena itu adalah bagian Tuhan. Yang harus dilakukan orang percaya adalah bahwa dia harus menunjukkan kepada sesamanya bahwa dia telah menerima status sebagai orang kudus. Dan status itu diperolehnya oleh anugerah Tuhan semata, dengan demikian dia menjadi saksi Tuhan dan menjadi alat Tuhan untuk menarik orang berdosa ke dalam anugerah Tuhan tersebut. Inilah yang disebut sebagai kehidupan yang harus dimenangkan orang percaya.

Tuhan tidak akan menuntut ketaatan dari orang-orang belum dikuduskan-Nya karena mereka tidak memiliki hubungan dengan-Nya. Mereka tidak atau belum menjadi bagian dalam kekudusan yang Tuhan anugerahkan. Tetapi orang percaya yang telah dikuduskan adalah orang-orang yang dapat memahami hal-hal kudus yang dimiliki dan yang dikehendaki Tuhan. Sehingga orang percaya harus menjalaninya.

Tuhan tidak sekedar menganugerahkan kepada orang percaya kemampuan untuk hidup kudus tetapi juga agar orang percaya hidup dalam kekudusan. Hidup dalam persekutuan yang berbeda dengan dunia yaitu persekutuan dengan sesama orang percaya untuk saling menguatkan dan saling membantu. Hidup dalam kekudusan ini adalah hidup dalam kedamaian satu dengan lain dan menjadi gambaran kepada orang yang belum percaya apa yang dimaksud Tuhan dengan kekudusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar