Minggu, 03 Mei 2009

ORANG PERCAYA YANG BERSUKACITA

13 Juli 2008 ...

Jika seseorang menata miliknya dengan apik dan indah, orang lain akan dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa pemilik atau penata tersebut adalah seorang yang penuh keceriaan. Dia pasti seorang yang melakukan atau memperlakukan miliknya dengan ceria dan sukacita. Tetapi jika seseorang mendapati sesuatu berantakan dan tidak teratur maka dapat dipastikan orang tersebut tidak memiliki hati yang ceria atau sukacita. Dia pasti akan dinilai sebagai seorang yang sangat sibuk dan mungkin dengan terpaksa harus mengabaikan miliknya.

Orang percaya harus selalu menyadari bahwa dia dimiliki dan memiliki Tuhan Pemilik alam raya bahkan alam yang akan datang. Tuhannya adalah Tuhan yang mengatur seluruh alam dengan aturan-Nya sendiri dan semuanya berjalan dalam kontrol-Nya. Dia tidak pernah serampangan melakukan sesuatu karena Dia selalu melihat sesuatu dalam keindahannya sendiri. Dia menata milik-Nya dan melihatnya dalam sukacita-Nya.

Jika manusia melihat keindahan dirinya sebagai ciptaan Tuhan maka sebenarnya manusia dapat dengan mudah memahami bahwa Tuhan yang menciptakannya adalah Tuhan sumber keindahan. Dan dengan demikian dia dapat membayangkan dengan sesederhana mungkin bahwa pada saat Tuhan menciptakannya pastilah Tuhan menciptakannya dalam suasana yang ceria dan sukacita. Tuhan menempatkan bulan dan bintang-bintang pada tempat yang tepat sehingga cahaya lembutnya dapat dinikmati dalam ketenangan malam. Dia menata lembah dan aliran sungai dengan riak air yang mengalir tempat ikan-ikan berenang. Demikian juga ketika dia menempatkan pepohonan rindang dan bebungaan tempat burung-burung berkicau.

Semua keindahan yang ditata Tuhan menunjukkan betapa Dia menciptakannya dengan sukacita dan untuk sukacita. Dia menempatkannya dan merawatnya agar ciptaan-Nya terutama manusia menikmatinya dalam sukacita. Dapat dikatakan bahwa sukacita dalam kehidupan manusia adalah anugerah Tuhan yang telah dikerjakan-Nya pada saat penciptaan langit dan bumi dan seisinya.

Memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan indah adalah anugerah terindah dalam hidup orang percaya. Dengan hanya menikmati keindahan ciptaan Tuhan di luar diri orang percaya saja sudah dapat dipastikan bahwa orang percaya akan bersukacita, apalagi menikmati karya Tuhan dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa sukacita tidak seharusnya tersembunyi dalam diri orang percaya.

Sukacita orang percaya tidak akan terselubung dalam kehidupan yang menurut kacamata orang yang tidak percaya adalah kehidupan yang penuh perjuangan sehingga tidak ada waktu untuk melihat indahnya kuasa Tuhan. Orang percaya memang tidak hidup dalam dunia yang berbeda dengan orang tidak percaya, tetapi orang percaya berbeda dalam melihat dan menikmati hidup. Orang percaya memang berjuang, tetapi perjuangannya bukan tanpa sukacita, karena orang percaya tahu bahwa hidupnya adalah keajaiban ciptaan Tuhan yang dianugerahkan dari kesukacitaan.

Orang percaya harus menyadari bahwa di dunia ini dia hidup sementara dan tidak ada satupun kuasa yang dapat melepaskan dia dari kasih Tuhannya. Kesementaraan dunia ini adalah kenikmatan yang sementara sehingga adalah suatu kerugian jika dia tidak menjalaninya dengan sukacita. Tetapi orang percaya tidak pernah terikat oleh kesementaraan dunia ini.

Orang percaya memiliki kepastian hidup kekal sehingga kehidupan dalam dunia ini adalah kehidupan yang dipersiapkan baginya oleh Tuhan untuk menikmati kehidupan kekal bersama dengan Tuhannya. Apapun yang terjadi dalam kehidupannya selama di dunia ini tidak dapat membatalkan bahkan tidak dapat menunda saat dimana dia harus beralih menikmati kehidupan yang sesungguhnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan yang sementara ini, orang percaya mengalami banyak sekali hambatan dalam menikmati sukacita dari Tuhan. Orang percaya banyak kali menderita atau mengalami pergumulan yang berat tetapi karena dia berada dalam kehidupan yang sementara maka itu berarti pergumulan dan penderitaanpun adalah sementara. Sedangkan sukacita bukanlah hal yang sementara karena sukacita adalah anugerah dari Tuhan yang kekal. Sukacita telah ada bersama-Nya dalam kekekalan dan ditunjukkan-Nya pada saat Dia menciptakan alam semesta.

Dalam kehidupan sementara ini Tuhan tahu bahwa orang percaya banyak kali terhambat dalam menikmati dan membagikan sukacitanya, maka Tuhanpun memerintahkan orang percaya agar tetap bersukacita dalam segala hal. Perintah ini tidak berarti bahwa orang percaya memilikinya sehingga tidak layak jika tidak dinikmati. Orang percaya yang bersukacita adalah orang yang menikmati kehidupan dari Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar