Minggu, 03 Mei 2009

Rasanya Ibadah Kali Ini Akan Sepi

Ketika memasuki ruangan ibadah dan menatapi deretan kursi kosong yang berderet teratur, dari hati muncul rasa yang bercampur aduk antara sukacita dan kekuatiran. Sukacita karena Tuhan telah memberikan tempat ini untuk dipakai sebagai tempat memuliakan dan melayani-Nya. Kuatir karena kami sangat menyadari kemampuan dan kekurangan kami dalam pelayanan ini.

Kami seperti seorang anak yang diberi mainan baru. Kami bergantian membersihkan lantai dan kursi. Dan tanpa letih kami berulang kali mengatur kembali letak kursi agar semua kelihatan rapi dan nyaman. Kami begitu takut ada yang salah sehingga akan membuat orang lain tidak nyaman.

Dari semua yang kami lakukan sebenarnya perasaan kami sedang bergolak. Rasanya kursi-kursi ini terlalu banyak dan ruangan ini terlalu luas jika dibandingkan dengan jumlah anggota jemaat dalam persekutuan kami. Maka bagaimana mungkin tempat ini akan terisi? Bagaimana mungkin kami dapat beribadah dengan gegap gempita seperti yang dimiliki oleh persekutuan lain di sekitar kami?

Kami tidak memiliki pelayan yang cukup ahli dalam pelayanan. Kami tidak memiliki pengarah acara yang berkharisma atau pemusik yang terlatih dan pemimpin pujian yang mumpuni. Maka wajar jika kami merasa ibadah kali ini sepi.

Kami menyadari kekurangan kami dan apa yang kami miliki. Kami juga sadar bahwa kami sedang berada di situasi yang sangat menggoncangkan perasaan kami. Kami membayangkan bagaimana susahnya saudara-saudara seiman kami mengubah kebiasaan dalam hal waktu, situasi dan sikap. Mereka pasti akan mengalami banyak pertentangan dan kami tidak tahu apa yang akan mereka putuskan.

Tetapi kami sudah ada di sini. Kami tidak mungkin berdiri tanpa berbuat sesuatu atau mundur apalagi lari. Di sini kami telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan sesuatu bagi kemuliaan-Nya. Maka kami harus menyatakan, 'mengapa kami ada, apa yang kami percayai, apa yang sedang kami lakukan dan apa yang akan kami lakukan ke depan'.

Kami akan saling bahu membahu mengangkat beban, tidak peduli berapa jauh perjalanan yang harus kami tempuh. Kami akan melakukan apa yang harus kami lakukan sekalipun itu tidak sempurna. Jikapun suasana ibadah akan sepi, kami tetap akan beribadah. (GAA-Tng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar