Minggu, 17 Mei 2009

Pemberian Kita Dihargai Oleh Tuhan

Ketika sedang mengadakan perjalanan keliling Amerika dengan kereta api, pada suatu hari Presiden Wilson berhenti di Billings, Montana, untuk memberikan pidato singkat di peron kereta. Di sampingnya berdiri Nyonya Wilson dan beberapa orang penting di negara itu.

Entah bagaimana dua anak kecil berhasil lolos dari barisan penjagaan polisi dan berlari ke arah Presiden, dan salah seorang dari mereka memberikan bendera Amerika yang telah dilambai-lambaikan. Nyonya Wilson turun dari peron dan menerima bendera itu dari tangan anak tersebut, sambil mengucapkan terima kasih kepadanya atas hadiah itu.

Anak yang satunya lagi berdiri dengan wajah sedikit sedih. Dia tidak membawa apa-apa untuk diberikan. Kemudian tiba-tiba dia merogoh sesuatu dari sakunya. Akhirnya dia menemukan sesuatu dan menggenggamnya. Itu adalah uang logam receh. Sambil memandang ke atas, dia memberikan uangnya itu kepada presiden AS itu. Presiden Wilson menunduk ke bawah dan menerima uang receh itu. Kemudian dia mengucapkan terima kasih.

Tapi cerita itu tidak berhenti di situ. Lima tahun kemudian, Presiden Wilson meninggal. Dalam keadaan sedang berduka cita, Nyonya Wilson membuka dompet suaminya. Di dalamnya, di tempat terpisah dan dibungkus dengan rapi dengan secarik kertas, tersimpan uang receh dari anak laki-laki dahulu. Selama lima tahun uang receh itu telah menyertai dan ada bersama presiden setiap hari, ke mana pun dia pergi. Dia menghargai uang itu sehingga menyimpannya sepanjang sisa hidupnya.

Cerita tadi menyatakan sikap Tuhan. Betapa kayanya Dia! Tapi bila anak-anak-Nya memberi-Nya hadiah, Dia menerimanya dan menghargainya, mengingat dan memberkatinya.

-John B. Wilder-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar