Kamis, 30 April 2009

ORANG PERCAYA YANG MENGUCAP SYUKUR

06 Juli 2008 …

Salah satu kehendak Allah dalam hidup orang percaya adalah orang percaya harus “mengucap syukur senantiasa”. Hal ini sangat penting dipahami karena mengucap syukur bukanlah sesuatu yang hanya menjadi hiasan bibir orang percaya tetapi mengucap syukur adalah perintah Allah yang tidak dapat diubah. Mengucap syukur juga bukan hanya ungkapan dalam lagu yang sering dinyanyikan dengan riang.

Mengucap syukur adalah berterimakasih kepada Tuhan sambil membuang atau mengabaikan keluh kesah. Seorang percaya tidak dapat mengucap syukur sambil berkeluh kesah atau mengeluh. Kedua hal tersebut tidak dapat berjalan bersama-sama karena sangat bertolak belakang. Mengucap syukur adalah tanda terima kasih sementara keluh kesah adalah tanda tidak pernah puas atas semua tuntutan yang diajukan sekalipun telah dikabulkan.

Perintah untuk mengucap syukur bagi orang percaya adalah perintah yang sudah sepantasnya dijalani. Bagi orang percaya hal ini seharusnya berjalan dengan normal sebagai luapan ketakjuban akan kemurahan Tuhan. Tuhan tidak memberikan perintah ini dengan alasan yang perlu penjelasan panjang lebar karena alasan yang paling utama adalah alasan yang berhubungan dengan kekekalan.

Orang percaya bersyukur karena dia tidak hanya memiliki dan menikmati sesuatu dalam dunia yang terbatas ini tetapi terutama karena dia memiliki kehidupan bersama Tuhan dalam kekekalan. Dan sebagaimana sifat Tuhan yang mulia maka perintah mengucap syukur adalah perintah yang berhubungan dengan sifat-Nya tersebut. Artinya pengucapan syukur adalah sifat dalam tindakan yang dihubungkan dengan kemuliaan.

Hanya orang yang memiliki akses dengan kemuliaan Tuhan yang dapat merasakan indahnya keharusan mengucap syukur. Orang yang tidak memiliki hubungan dengan Tuhan tidak hanya tidak merasakan, tetapi juga tidak dapat melaksanakan perintah tersebut, apalagi menikmatinya dengan sepenuhnya.

Mengucap syukur adalah perintah bagi orang percaya yang memiliki jaminan akan menikmati kehidupan bersama Tuhan dalam kekekalan dan kemuliaan. Hal ini tidak mungkin diabaikan orang percaya hanya karena dia tidak menyadari bahwa dia harus melaksanakannya. Ketidaksadaran akan pengucapan syukur adalah sama dengan ketidaksadaran akan kemurahan Tuhan bahkan ketidaksadaran akan pribadi Tuhan. Dan akibat dari hal ini adalah sama dengan melakukan dosa lainnya yang dibenci Tuhan.


Adalah merupakan sesuatu yang aneh jika orang percaya tidak mengucap syukur. Bahkan dapat disebut bahwa orang percaya yang tidak mengucap syukur adalah orang yang tidak tahu bahwa dia adalah orang yang paling beruntung di antara semua manusia di dunia karena dia memiliki Tuhan yang Mahakuasa dan peduli. Bagi orang percaya, setiap detik hidupnya tidak ada tempat bagi perasaan diabaikan Tuhan.

Tuhan tidak hanya Tuhan yang memberikan kehidupan kekal di masa depan, tetapi adalah Tuhan yang memelihara kehidupan orang percaya saat ini. Bahkan jika dipahami dengan benar, sebenarnya Tuhan tidak hanya memelihara kehidupan orang percaya saja, tetapi juga memelihara kehidupan alam semesta ini. Dia adalah Tuhan atas semesta. Dia adalah pencipta dan pemilik semuanya.

Memang sangat sulit menemukan analogi yang tepat bagaimana Tuhan memelihara kehidupan orang percaya. Sekalipun Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah Gembala, tetapi itu belum dapat dengan jelas menggambarkan dengan tepat hubungan pemeliharaan Tuhan atas orang percaya. Dalam pemahaman manusia, seorang gembala adalah orang yang memiliki saat beristirahat dan meninggalkan dombanya sendirian. Sementara Tuhan tidak pernah sekejappun mengabaikan orang percaya dapat memiliki pemahaman betapa perdulinya Tuhan.

Jika Tuhan tidak pernah meninggalkan orang percaya, apakah yang seharusnya disampaikan orang percaya kepada Tuhan? Dapatkah dia mengabaikan Tuhan dan tidak mengucap syukur atas-Nya? Alkitab menyatakan bahwa Tuhan menyediakan segala sesuatu bagi orang percaya. Demikian juga dengan contoh yang ditunjukkan Tuhan Yesus ketika Dia melakukan sesuatu atas apa yang diterima-Nya, Dia selalu mengucap syukur menjadi ciri khas kehidupan orang percaya tanpa terkecuali.

Masalah yang sering muncul dalam cara orang percaya dalam mengucap syukur adalah bahwa ucapan syukur tersebut hanya muncul ketika dia menerima sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya. Dan lebih parah lagi jika ucapan syukur tersebut hanya berupa ungkapan mulut pada saat dan tempat tertentu. Seharusnya orang percaya memahami dengan benar arti dari "mengucap syukur senantiasa".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar