Minggu, 19 April 2009

KETIKA SEORANG BUTA BERTEMU TUHAN YESUS (Lukas 18:35-43)

27 April 2008 ...

Dia disapa sebagai Bartimeus yang berarti anak Timeus. Namanya memang tidak begitu penting di mata orang-orang di sekitarnya mengingat keadaan fisiknya yang cacat. Dia tidak dapat melihat sehingga dia tidak dapat beraktifitas selayaknya manusia biasa. Tetapi dibalik cacatnya dia memiliki semangat hidup yang membara. Dia tidak mau hanya berdiam diri menerima nasib tetapi tetap berjuang untuk hidupnya.

Selain semangat, Bartimeus juga memiliki kepakaan dan sifat ingin tahu yang sangat tinggi dan perhitungan yang matang dalam melakukan sesuatu dalam keterbatasannya. Dia tahu orang-orang akan mengasihinya jika mereka melihatnya dan hal itu dipergunakannya untuk meminta sedekah dari rasa kasih orang lain. Dengan menjadi peminta-minta dia sebenarnya sedang berjuang menghidupi dirinya sendiri, karena hanya itu yang dapat dilakukannya.

Setiap menjelang perayaan Paskah, orang-orang berbondong-bondong ke Yerusalem dan akan melintasi Yerikho, kota tempat tinggalnya. Dari situ dia memiliki banyak pengetahuan dan salah satu pengetahuan yang sangat berharga yang didapatnya adalah ketika dia mendengar orang-orang berbicara tentang Yesus Anak Daud yang mengajarkan kasih sayang dan melakukan banyak mujizat. Dia sangat berharap Yesus Anak Daud yang berkuasa itu akan melintansi Yerikho dan melihatnya duduk di pinggir jalan.

Selagi hidup dalam harapan itu tiba-tiba dia mendengar ada orang yang datang berbondong-bondong ke arahnya. Kali ini dia mendengar keadaan begitu ramai sehingga dia sulit menyimak apa yang sedang terjadi. Orang begitu banyak dan sangat riuh, maka diapun bertanya kepada orang yang terdekat, "Apa itu?"
Orang-orang yang berada di dekatnya menjawab sambil lalu, "Yesus orang Nazaret lewat."

Dia tidak dapat berjalan mendekati Yesus karena orang banyak menghalanginya, tetapi semangat hidupnya tidak dapat dipadamkan oleh keadaannya saat itu. Mata boleh buta dan kaki diam terpaku tetapi mulutnya masih biasa mengeluarkan kata-kata dari hatinya, maka itulah yang digunakannya. Sebelum Yesus melewatinya, diapun berteriak, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

Dia tahu Yesus pasti mendengarnya dan tidak akan mengabaikannya. Tetapi dia tidak sadar bahwa ada orang lain yang mencoba menghalanginya. Mereka menegornya agar diam dan jangan mengganggu Yesus. Dia sangat berharap Yesus mendengarnya dan mau melihat kerinduan hatinya. Dari Yesus dia tidak butuh sedekah, tetapi dia ingin Yesus menjamahnya. Dia tidak mau mendengar kata-kata kasar orang-orang yang menyertai Yesus, dia hanya mau mendengar Yesus.

Dan tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang aneh sedang terjadi. Rombongan orang yang ada di hadapannya berhenti tepat di depannya. Lalu ada beberapa tangan yang menariknya berjalan ke depan. Beberapa saat kemudian dia mendengar satu suara yang pernah didengarnya. Suara itu memberinya kesejukan yang luar biasa.

"Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat padamu?" Sejenak dia terdiam, seakan tidak percaya apa yang sedang didengarnya. Maka dengan iman yang teguh dia sampaikan keinginannya yang sudah lama dipendamnya dalam harapannya. "Tuhan, supaya aku dapat melihat."

Dia tidak memerlukan hal yang lain dari Tuhan yang dipercayanya. Baginya melihat itu sudah cukup.

"Melihatlah engkau. Imanmu telah menyelamatkan engkau!" Suara Yesus kali ini terdengar penuh wibawa memerintahkan dia untuk melihat. Tiba-tiba dia menikmati sesuatu yang terang benderang. Dia telah dapat melihat. Dia tidak mengenyahkan kegelapan tetapi Tuhan telah memberinya penglihatan sehingga sekarang dia tahu apa artinya terang.

Dia melihat manusia yang biasanya hanya dapat dirabanya dan didengarnya. Dan yang paling utama, dia dapat melihat Tuhan Yesusnya yang berdiri di hadapannya sambil tersenyum penuh kasih. Dia melihat betapa agungnya Tuhan Yesusnya di antara orang-orang yang tadi menyuruhnya diam. Betapa Tuhan Yesus telah melakukan hal yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya dengan memberikan sesuatu yang tidak akan dapat dihabiskannya seperti dia menghabiskan sedekah yang dia terima dari orang-orang yang mengasihinya. Maka dalam sukacitanya dia mengambil keputusan untuk mengikuti Yesus Tuhannya sambil memuliakan Allah.

Dari kegelapan yang tidak dapat melihat, Yesus telah menjadikannya menikmati kehidupan, dan bukan hanya itu, Yesus telah memberinya jaminan bahwa imannya telah menyelamatkannya. Dari melihat dengan hati dia bertemu dengan keselamatan dan setelah melihat dengan mata dia menjadi kesaksian yang hidup tentang kuasa Tuhan Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar