Minggu, 26 April 2009

Pemberi Persembahan (Lukas 21:1-4)

18 Mei 2008 …

Dalam aturan-aturan hukum Taurat ada banyak sekali peraturan tentang persembahan atau korban. Kitab Imamat mencatat jenis-jenis korban tersebut antara lain; korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, korban penebus salah dan lain-lainnya. Orang Israel yang hidup di bawah hukum Taurat sangat memahami peraturan-peraturan ini dan mereka dengan tekun melaksanakannya secara bersama-sama ataupun secara pribadi.

Selain korban yang disebutkan tadi, orang Israel juga memiliki aturan tentang korban atau persembahan dalam bentuk uang, seperti persembahan persepuluhan. Mereka juga menambahkan aturan persembahan seperti membayar bea bait Allah dan berbagai aturan lainnya. Dalam jemaat kitapun ada aturan tentang persembahan atau pemberian dan hal-hal lainnya. Persembahan atau pemberian yang kita kumpulkan biasanya dipakai untuk pelayanan dalam jemaat kita dan pelayanan ke luar untuk menjangkau mereka yang belum percaya kepada Kristus.

Pembacaan firman Tuhan hari ini tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan ke luar yaitu melayani orang lain, tetapi seorang tua yang memberikan teladan bagaimana seharusnya menyembah Tuhan melalui pemberian persembahan. Baginya menyembah Tuhan bukan soal ada atau tidak ada materi tetapi soal mau atau tidak mau, rela atau tidak rela. Itulah sebabnya apa yang dilakukannya dipuji oleh Tuhan Yesus.

Memberikan persembahan atau pemberian sebenarnya adalah suatu tindakan memuliakan Tuhan melalui harta kita yang akan digunakan untuk pekerjaan Tuhan. Memang Tuhan yang kaya tidak akan terpengaruh oleh persembahan apapun. Tetapi karena itu adalah perintah-Nya maka akan berpengaruh kepada orang yang melaksanakan perintah-Nya. Tuhan sendiri tidak pernah mengabaikan seseorang yang berkorban untuk kemuliaan nama-Nya.

Persembahan atau pemberian yang kecil mungkin akan luput dari perhatian manusia, tetapi kisah tentang pelayanan ini, membuka mata orang percaya bahwa Tuhan tidak pernah mengabaikannya. Pada saat ini gereja atau persekutuan lebih banyak menekankan pelayanan pada persembahan. Di beberapa kota besar, para hamba Tuhan bahkan memiliki kartu nama dan mencantumkan nomor rekening bank untuk mempermudah jemaat memberikan persembahan berupa uang secara langsung.

Kita tidak bermaksud menyalahkan, tetapi kita hanya memberikan sedikit informasi betapa sekarang ini yang namanya pelayanan sangat dekat dengan persembahan atau pemberian. Dalih para pelayan adalah, ‘bagaimana dapat melayani jika kita tidak memiliki dana? Jika kita mau membuat pelayanan yang besar maka membutuhkan dana yang besar pula.’ Alasan ini logis dan umum digunakan. Pelayanan memang membutuhkan dana, tetapi yang menjadi masalah adalah kita tidak menghargai pemberi dana atau persembahan secara adil. Kita menghargai jumlah persembahan bukan tekad si pemberi. Kita menghargai persembahan dan bukan menghargai penyembahan atau ibadah si pemberi.

Dari kenyataan ini tidak heran jika pelayanan di kota besar tertuju kepada mereka yang disebut sebagai the have atau orang-orang besar. Dan pujian atau perhatian selalu terarah kepada mereka yang memberikan persembahan dalam jumlah yang besar. Sementara mereka yang memberi dalam jumlah kecil hanya menjadi penghias persekutuan atau mungkin hanyalah sebagai sesuatu yang mengisi pinggiran-pinggiran tempat persekutuan.

Hari ini kita bersyukur pada Tuhan karena Dia memperhatikan setiap persembahan dan si pemberi persembahan. Dia mengingatkan kita bagaimana Dia menghargai pemberian yang kecil di antara pemberian yang besar. Uang dua peser pada masa itu adalah nilai uang yang terkecil dan hanya itu yang dimiliki oleh si janda miskin. Bahkan menurut Tuhan Yesus itu adalah seluruh nafkah yang berarti dia tidak memiliki apa-apa lagi jika dia kembali ke rumahnya setelah persekutuan tersebut.

Hal yang sangat menyentuh kita dalam Firman ini adalah Tuhan Yesus tidak memberikan pujian di depan si janda. Dia juga tidak serta merta berkata bahwa Dia akan memberkati berlipat ganda dari pemberian tersebut. Tuhan Yesus memujinya karena dia telah menyembah Tuhan dengan mempersembahkan apa yang ada padanya.

Kita adalah orang-orang yang memberikan persembahan kepada Tuhan yang mungkin tidak pernah diperhatikan oleh sesama kita. Kita juga memberi dari kekurangan kita dan tidak mengharapkan pujian dari siapapun. Tetapi kita akan tetap mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan karena kita tahu bahwa Tuhan memperhatikan kita bahkan memperhatikan hati kita. Dia melihat kita apakah pantas untuk dipuji atau tidak. Jikapun kita dipuji maka pujian itu akan datang dari Tuhan tanpa kita mengetahuinya seperti ibu janda tadi. Tuhanlah yang akan memperhatikan setiap apa yang ada dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar