Rabu, 29 April 2009

ORANG PERCAYA YANG BERGAUL

22 Juni 2008 ...

Tidak baik kalau manusia sendiri saja, itulah yang dinilai Tuhan ketika Dia melihat Adam ciptaan-Nya. Kesendirian memang adalah ciptan Tuhan dan hal itu tidak salah tetapi sekalipun manusia tidak mengeluh karena kesendiriannya, Tuhan tahu bahwa tidak baik manusia sendirian. Tuhan tidak bertindak mengisi kesendirian manusia dengan kepuasan dan membuat manusia menikmati kesendiriannya tetapi Tuhan mempunyai rencana bagi manusia sehingga tidak baik baginya tetap dalam kesendirian.

Tuhan menetapkan bahwa manusia harus memiliki teman untuk saling berbagi perasaan, pengalaman dan banyak hal yang dia miliki dengan sesamanya. Teman atau sesama yang Tuhan tempatkan di samping manusia (Adam) pada awalnya bertujuan sebagai penolong yang sepadan. Selain itu kehidupan manusia yang sempurna karena memiliki pasangan, sahabat dan penolong yang sepadan adalah utuk menunjukkan gambar Allah bagi makhluk lainnya. Maka tidak heran jika manusia tidak dapat dan tidak boleh hidup sendiri di antara ciptaan Tuhan yang lain.

Pada waktu penciptaan, Adam dan Hawa memahami dan menikmati hidup kebersamaan mereka sebagai manusia yang tidak sendirian. Kebersamaan mereka tetap mereka nikmati bahkan sampai saat mereka jatuh ke dalam dosa. Memang pada saat mereka jatuh dalam dosa gambar Allah menjadi rusak, tetapi kebutuhan akan penolong dan tugas menolong tetap ada. Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, dan mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka yang salah. Mereka tidak dapat terus menerus saling menyalahkan karena mereka tetap memiliki rasa saling memiliki dan saling menolong untuk menyelamatkan diri mereka, sekalipun itu tidak berhasil di mata Tuhan.

Ketika manusia jatuh dalam dosa, secara rohani mereka telah terpisah dari Tuhan dan secara otomatis berada dalam kesendirian. Tetapi Tuhan tidak memisahkan manusia dari manusia dan membuat mereka hidup tanpa hubungan atau menjalani kehidupan masing-masing. Tuhan tetap konsisten bahwa tidak baik manusia hidup sendirian. Bahkan Tuhan menambahkan anak cucu bagi mereka agar mereka dapat melanjutkan hidup yang ditugaskan Tuhan. Di hidup itu mereka dapat bergaul dengan lebih banyak orang dan menikmati kehidupan secara bersama-sama.

Memiliki teman dan bergaul dengan sesama adalah hal yang diinginkan Tuhan dan hal itupun adalah ciptaan Tuhan sebagaimana Dia menciptakan Hawa sebagai teman bergaul Adam.Tetapi belajar dari kesalahan Adam dan Hawa dalam bergaul, yaitu ketika mereka mengabaikan Tuhan dan lebih memilih mendengar Iblis dalam pergaulan mereka, maka Tuhan memperingatkan manusia bahwa ada oknum yang harus dihindari dalam pergaulan.Dia adalah iblis yang tidak ingin manusia hidup bergaul dengan Allah.

Iblispun ingin manusia bergaul dengan sesamanya tetapi dengan tujuan yang berbeda dengan Tuhan. Iblis mau dalam pergaulan manusia dengan sesamanya, manusia lebih mementingkan diri sendiri daripada menerapkan pergaulan yang Allah kehendaki pada awal kehidupan manusia. Iblis membuat manusia seolah membutuhkan sesamanya tetapi sebenarnya hanya untuk memanfaatkan sesama demi keuntungan pribadi.Hal tersebut dapat dilihat pada saat iblis menggunakan kebersamaan Adam dan Hawa untuk saling menjatuhkan.

Tetapi Allahh tidak tinggal diam. Dia mengutus anak-Nya Yesus Kristus untuk datang bergaul dengan manusia dan mengalahkan iblis. Tuhan Yesus bergaul bukan untuk keuntungan-Nya tetapi untuk menjadi penolong manusia kembali kepada Allah. Pada saat Tuhan Yesus datang sebagai manusia dan bergaul dengan mereka, Dia bergaul dengan orang-orang berdosa bukan karena Dia tidak mau bergaul dengan orang yang terhormat. Dia sedang menunjukkan apa artinya bergaul dengan sesama manusia. Dia tidak tiba-tiba menjadi terhormat karena bergaul dengan orang terhormat. Demikian juga Dia tidak dengan otomatis menjadi orang berdosa karena bergaul dengan orang berdosa.

Dia bergaul untuk menolong mereka. Dia bergaul untuk menolong orang terhormat agar mereka menyadari bahwa mereka akan lebih terhormat jika mereka menghormati ciptaan yang diciptakan setara dengan mereka termasuk mereka yang dianggap tidak terhormat. Dia juga bergaul dengan orang-orang yang dianggap tidak terhormat untuk menolong mereka agar menyadari bahwa mereka juga adalah orang-orang yang pantas menerima penghormatan.

Dengan demikian jelas bahwa jika orang percaya bergaul di antara sesamanya maka itu adalah anugerah untuk saling menolong seperti tujuan Tuhan menciptakan Hawa di sisi Adam. Orang percaya harus meneladani cara bergaul yang ditunjukkan Tuhan Yesus. Bergaul untuk memberi keuntungan dan menjadi berkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar