Minggu, 19 April 2009

Selembar Surat

Saya melayani di Departemen Literatur gereja saya. Tugas saya adalah mencetak traktat dan mendistribusikannya ke gereja-gereja di daerah. Dalam pelayanan ini tidak jarang saya menerima surat yang berisi makian dan ancaman dari mereka yang tidak setuju akan adanya pelayanan penginjilan melalui traktat. Tetapi dibalik itu banyak surat yang datang dengan berbagai kesaksian indah.

Salah satunya adalah selembar surat yang ditulis dari Bandung:

Suatu hari saya memungut selembar kertas yang tergeletak di lantai bus yang saya tumpangi. Isi kertas itu benar-benar mengusik hati dan pikiran saya. Disitu terdapat pernyataan bahwa di balik kehidupan ini ada dua tempat yang akan manusia tempati. Yang pertama bernama surga dan yang lainnya bernama neraka. Saat membaca itu pikiran saya langsung tertuju ke surga.


Tetapi dalam kertas itu juga ada pertanyaan, apakah saya merasa cukup layak untuk ke surga? Saya tahu saya tidak layak, tapi saya sangat ingin ke surga.


Karena kertas tersebut hanya saya pungut di lantai bus maka bagian lain darinya tidak dapat saya baca karena kotor. Tetapi karena pertanyaan di dalamnya mengusik saya dan karena saya sangat ingin mengetahui penjelasan dari dalamnya maka saya berusaha membersihkannya dan saya berhasil. Hal tersebut membuat saya saat itu juga mengambil keputusan menjadi seorang Kristen yang dijamin oleh Tuhan Yesus.


Saya bersyukur karena Tuhan Yesus mengasihi saya dan mau menyelamatkan saya. Saya juga bersyukur ada selembar kertas yang dibuang orang karena mungkin dianggap tidak berguna. Lembar kertas kotor tersebut telah menjadi penuntun bagi saya bertemu dengan keselamatan di dalam Tuhan Yesus.


Saya mau mengingatkan kepada siapapun dia yang telah membuang kertas tersebut, bahwa jika dia tidak menerima apa yang tertulis di dalamnya maka dia adalah orang yang paling malang. Sebaliknya saya berterima kasih kepada siapapun dia yang telah menyebarkan kertas tersebut, mungkin jika dia tahu kertas itu dibuang dan diinjak orang dia akan kecewa atau sedih.


Saya berterimakasih dan menyampaikan rasa bangga saya karena dia telah melakukan sesuatu dan sesuatu itu telah menyelamatkan saya karena sekarang saya menjadi anak Tuhan.
” (Ph)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar